Jumat, 16 November 2012

ASAL-USUL TERBENTUKNYA NAMA BANTARGEBANG

Sebagaimana hal yang telah maklum, bahwa pada dasarnya setiap tempat, daerah dan peristiwa yang terjadi di dunia ini tidaklah timbul begitu saja, begitu pula halnya dengan Kampung Bantargebang, telah mengalami proses sejarah, mulai dari asal-usul hingga perubahan letak wilayah dan pergantian Pimpinan serta pemberian namanya.
Menurut sebuah sumber, berdasarkan keterangan dari salah seorang Penduduk asli “Sesepuh“ kampung Bantargebang ketika itu yang bernama “M. Asmat“ (Masyarakat Bantargebang mengenalnya dengan (Mu’alim Asmat) 

Dahulu pada sekitar abad ke 16 sebelum berdirinya Pemerintahan Kolonial Belanda di Indonesia, kampung ini (Sekarang Bantargebang) kedatangan seorang Laki-laki bernama Sarif Hidayat, seorang menantu Raja Fatah (Raja Demak) yang kala itu diutus untuk mengurus Pemerintahan dan menyebarkan Agama Islam ke daerah Cirebon, Tasikmalaya dan Banten, karena pada waktu itu daerah tersebut masyarakatnya masih memeluk Agama Budha. 

Konon pada suatu peristiwa ada seorang anak kecil yang manangis hebat setelah disunat pada suatu hajatan (Resepsi ketika itu), semua orang dibuat bingung oleh permintaan anak kecil tersebut. ketika semua orang kebingungan muncullah Syarif Hidayat yang memberitahu bahwa anak kecil meminta BAN (Sabuk) dan menyuruhnya mengambil disebuah pohon GEBANG yang ada di PELATARAN (halaman)
Dengan ketidakpercayaan semua orang yang ada ditempat itu, diambillah Ban tersebut dan diberikan kepada anak yang menangis itu, dan seketika itu juga anak itu menghentikan tangisnya.

Sejak itulah masyarakat kagum akan kearifan dan kesaktian Syarif Hidayat, hingga masyarakat menamakan kampung ini menjadi “ Kampung Bantargebang “  yang berasal dari kata : 
BAN                 : Yang artinya Sabuk atau Amben.
LATAR            : Artinya Tempat atau Pelataran. 
GEBANG        : Yaitu Pohon yang namanya Pohon Gebang.


Kemudian Syarif Hidayat menetap hingga Wafatnya dikampung Bantargebang, dengan nama “ Embah Kiyai Wali Husen (Embah Husen)



SILSILAH KEPEMIMPINAN DESA BANTARGEBANG 

Desa Bantargebang dibentuk oleh Pemerintah pada tahun 1949, yang terdiri dari 2 (dua) kampung yaitu Kampung Bantargebang dan Kampung Cikiwul, yang masing-masing diperintah oleh seorang Kumico (Mandor)
Pada tahun 1942 setelah Belanda menyerah kepada Jepang.Kampung Bantargebang diperintah oleh Bapak Saiten. dan Kampung Cikiwul diperintah oleh Bapak H. Patonah (H. Baja). 
Kemudian pada tahun 1950, kedua kampung tersebut disatukan, sebagai sebuah Desa, selanjutnya diadakan Pemilihan Kepala Desa, yang Calonnya pada waktu itu adalah :
Bapak Saiten, dari Kampung Bantargebang; dan
Bapak H. Patonah (H. Baja) dari Kampung Cikiwul.
Pemilihan dimenangkan oleh Bapak Saiten, dan nama Desanya “Sukawayahna“, namun kemudian hasil dari rumusan tokoh Masyarakat diganti menjadi “ Layungsari “. 
Pertama kali Kantor Desa Layungsari terletak di Pangkalan II (Dua) Blok Icon, hingga kemudian pada Tahun 1954 dipindahkan ke Kampung Bantargebang hingga saat ini.
Bapak Saiten, memerintah Desa Layungsari sampai dengan tahun 1966, selanjutnya pada Tahun 1967 Desa Layungsari diperintah oleh Bapak Abdul Wahir, (Stap Koramil dari Kecamatan Setu) hinga tahun 1968.
Pada Tahun 1968, Desa Layungsari diperintah oleh Bapak M. Anim (H.M. Anim) sampai dengan tahun 1980. 
Kemudian pada Bulan April 1981 Desa Layungsari diperintah oleh Bapak H.M. Nurhasanuddin Karim,  

Pada Tanggal 1 April 1983 Desa Layungsari dipecah atau dimekarkan menjadi 2 (dua) Desa yaitu :
Desa Cikiwul, diperintah oleh M. Harun, dan
Desa Bantargebang diperintah oleh H.M.Nurhasanuddin Karim sampai dengan pertengahan tahun 1998, dan pada tahun tersebut mengundurkan diri dari Jabatan Kepala Desa Bantargebang.
 
Pada tahun tersebut pula (1998) atas penunjukan Pemerintah Kecamatan Bantargebang, Desa Bantargebang dijabat oleh Cecep Suherlan (Sekretaris Kecamatan Bantargebang) sebagai Pjs Kepala Desa Bantargebangsampai dengan Agustus 2002. 
 
Dan berdasarkan Perda Kota Bekasi Nomor 02 Tahun 2002 Tentang Penetapan Kelurahan, maka seluruh desa yang ada di Kota Bekasi berubah status menjadi kelurahan, sehingga Desa Bantargebang pun berubah Statusnya menjadi Kelurahan Bantargebang.
  1. Pada 17 Agustus 2002, Kelurahan Bantargebang dipimpin oleh Drs.H.Abdillah Hamtasampai dengan 30 Maret 2004. 
  2. Kemudian 1 April 2004, dipimpin oleh Drs. Arkadi, hingga Maret 2006. 
  3. Dari April 2006 Kelurahan Bantargebang dipimpin oleh Jaja Suharja, hingga 22 Desember 2008.
  4.  Dan dari 23 Desember 2008, dipimpin Rondi Sahidin, S.IP, sampai dengan 25 September 2013 
  5. Mulai 25 September 2013, dipimpin oleh Prabu BR, S.STP  hingga saat ini.

24 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. o ya kalau tidak salah penamaan Bantargebang itu terjadi ketika ada seorang anak kecil yang manangis hebat kala disunat atau hajatan.semua orang bingung dari permintaan anak kecil tersebut.dengan kebingungan orang banyak ada seorang muncul dan memberitahu sabuk yang diminta anak kecil tersebut dan menyuruhnya mengambil dipohon gebang yang ada diplataran.dengan aroma bingung semua orang diambilnya Ban tersebut.aneh kala masa itu,itulah kearifan Embah Hasan secara kekuasaan Allah SWT.yg tidak bisa kita artikan secara nalar.maka berlanjutlah nama Bantargebang sampai saat ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas tambahan catatan ini..
      kami akui sebetulnya, kami kehilangan catatan itu, di arsip kelurahan
      sehingga ceritanya tidak begitu lengkap.
      dengan ini pula, kami mohon izin untuk menambahkan catatan Asmat Jaelani ini (http://www.blogger.com/profile/11073300089398230026) ke blog kami.

      Hapus
    2. sama sama pak, semoga jadi bahan pelajaran buat anak cucu kelak,

      Hapus
    3. Assalamualaikum..dulu bapak saya juga sempet jadi rk di bantargebang..😊😊 dan beliau termasuk pahlawan bambu runcing yg di pimpin sudirman tapi sayang pas itu baik saya di pintain duit sejumlah 25 juta buat ngurusin berkas biar namanya tercatat dan di akui..semoga almarhum bapak saya kan jadi pahlawan..di hati anak anak nya meskipun gk terdaftar..karena..arsip lama dan nama pahlawan veteran beliau sudah tidak ada..assalamualaikum..

      Hapus
  3. Bangga saya lahir dan dibesarkan di bantargebang. Lestarikan budaya bantargebang

    BalasHapus
  4. Baru tau saya kalo sejarah bantar gebang begitu. Hehe yang saya tau sejarah rawa azan si. Secara lahir tinggal gede di rawa azan bantar gebang bekasi. Makasih deh atas info yang bermanfaat nya... salam orang bantar gebang ☺

    BalasHapus
    Balasan
    1. ceritanya gimana asal usul rawa ajan

      Hapus
    2. Rawa azan ntu dulunya tanah punya ki azan pribumi asli situh. Makanya dinamain rawa azan

      Hapus
  5. Cerita hebat.. Ternyata bantargebang punya asal usul yg menarik.. saya bangga tinggal di sini sejak 2002 walaupun saya bukan asli bantargebang

    BalasHapus
  6. Sejarah akan selalu menarik untuk diungkapkan... Dan akan menjadi pelajaran.

    BalasHapus
  7. Mualim asmat masih engkong saya...
    Kata "Mualim" dalam bahasa arab artinya "orang yg mengajarkan ilmu" jadi nama lengkal beliau adalah mualim asmat Bin seran...jika ingin berziarah lokasinya berada di dekat masjid alhidayah pangkalan 1A

    BalasHapus
  8. https://m.facebook.com/?hrc=1&refsrc=http%3A%2F%2Fapi.airfind.com%2Flink%2Fv1&_rdr

    BalasHapus
  9. ASAL MUASAL ADANYA KERAJAAN PAJAJARAN
    SEBELUM MENJADI KERAJAAN PAJAJARAN.
    BERAWAL DARI KERAJAAN SALAKA NAGARA.

    Abad. 01. M.
    Dengan Maha Raja.
    SANG DEWA WARMAN.
    Yang datang dari negeri. Salangka yana india.
    Kerajaan salaka nagara bertahan sampai 7. (Tujuh) generasi.
    -
    kerajaan tersebut
    Terletak di ujung Barat dibagian utara Pulau Jawa. Kampung bekas kerajaan Taruma negara dimasa sekarang ini disebut kampung keraton berada diwilayah bekasi utara, kecamatan Taruma Jaya. Kabupaten Bekasi.
    -
    Kemudian pada abad ke 4. M. Tepatnya pada tahun 358. M.
    Oleh menantu dari prabu Salaka nagara Ke 7. (Tujuh) menantunya yang bernama.
    SANGHIYANG GURU JAYA SINGA WARMAN.
    Memindahkan ibu kota salaka nagara, yang awalnya dikampung NIRI. Dekat pelabuhan keraton, dipindahkan kebagian Timur. Yang sekarang disebut Muara Gembong. Masuk kabupaten Bekasi. Peristiwa ini oleh rakyat salaka nagara. Disebutnya. BOJONG KARATON. Artinya = PINDAH KERATON. Hal ini menjadi nama kampung hingga sekarang, masyarakat jaman sekarang menyebut kampung tersebut dgn bahasa pelecehan, yaitu Bojong karatan.

    BalasHapus
  10. -
    Setelah keraton salaka nagara dipindahkan dan nama kerajaannya pun dirubah pula, dari.
    Salaka Nagara. Menjadi.
    TARUMA NAGARA.
    Dengan menempatkan keratonnya bertempat dekat kali Candra baga. Kampung bekas pusat keraton tersebut dijaman sekarang disebut kampung Hutan gedong. Hal tsb terbukti dikampung hutan gedong ini masih banyak puing puing bekas bangunan dari rumah para pejabat pemerintah kerajaan..
    -
    Jaya singa warman menjadi Raja. Tarumanagara. Ke 1.
    Kerajaan Salakanagara.
    Yg sudah tdk ada pungsi dan aktivitasnya lagi, sebagai kerajaan. kemudian oleh Jaya singa warman, dijadikan keraton kesepuhan.
    Dan Pusat pemerintahan kerajaan salaka nagara dipindahkan kekerajaan TARUMA NAGARA.
    -
    Kemudian pada abad ke 7. M. Kerajaan Taruma Nagara yang rajanya sudah berganti,dari tangan PURNAWARMAN. Berpindah ketangan menantunya yang bukan keturunan dari Sang maha raja taruma nagara ke 5. Yaitu sang maha raja Purnawarman Dikarenakan beliau tdk punya anak laki laki, kemudian tahta beliau diberikan kepada menantunya yang bernama TARUS BAWA.
    -
    Dalam masa pemerintahan Prabu Tarus Bawa, kerajaan Taruma nagara. Mendapat serangan dari kerajaan melayu, yang berada dipulau sumatra (palembang).
    Rajanya bernama
    BALA PUTRA DEWA.
    (se sdh Aditya warman)
    Misi penyerangan kerajaan melayu ketanah jawa adalah untuk penyebaran agama BUDHA. Sedangkan kerajaan.Taruma nagara. Sejak jaman kerajaan salaka nagara penganut Ajaran AGAMA HINDU BRAHMA.Yang taat. Kerajaan melayu tdk sanggup menaklukan kerajaan Tarumanagara.
    Hal ini terbukti tidak adanya penganut Agama Budha dijawa Barat.
    -
    Setelah berperang melawan kerajaan melayu.
    kerajaan Taruma nagara mendapat serangan dari sang Alam.
    Yaitu terjadinya ledakan Gunung karakatau, Pada abad ke 8. M. Sehingga terjadinya banjir yang sangat besar, yg hampir menenggelamkan. Kerajaan Taruma Nagara.
    -
    karena bangunan bangunan keraton sdh tdk dapat digunakan kemudian kerajaan taruma nagara dipindah kan kewilayah selatan.
    Peristiwa pemindahan ini masyarakat setempat menyebutnya.
    BOJONG KULUR.
    (BOJONG = PINDAH, KULUR = SELATAN. Artinya Pindah keselatan) rakyat taruma nagara mendarat disuatu tempat.
    dan tempat bekas mendaratnya masyarakat Taruma nagara, menjadi perkampungan, dan sampai sekarang masyarakat masih menyebutnya Kampung Bojong Kulur.
    Daerah inipun masih wilayah Kabupaten Bekasi, namun sekarang sudah menjadi Wilayah Bogor.
    -
    Kemudian didaerah yg baru Sang Prabu.Tarus Bawa. Memerintahkan rakyatnya untuk membongkar hutan, untuk mendirikan kraton yg baru, dan di bekas bongkaran hutan, setelah menjadi gundul masyarakat menyebut nya. WANA HERANG. Artinya, Hutan yg bening. (lokasi wana herang terletak didaerah cileungsi, kabupaten bogor) dan bekas ibu kota kerajaan sunda pura masyarakat cileungsi menyebutnya kampung dayeuh. Ditempat inilah prabu Tarus Bawa medirikan keraton kerajaan yang baru.
    Kemudian nama
    kerajaan Taruma nagara.
    Dirubah menjadi. KERAJAAN SUNDA PURA

    - Kemudian Pada abad ke.8.M. Prabu tarus bawa membuat bendungan untuk membuat bentengan sebagai pintu gerbang masuk dari wilayah utara, dgn menguruk sebagian rawa rawa.
    Diantararanya, rawa panjang, rawa lembu, sekarang disebut rawa lumbu, rawa roko dan rawa sapi yg sekarang disebut jati mulya.
    Bentengan ini disebut.
    BANTAR GERBANG,
    BANTAR = TANGGUL atau BATAS.
    GERBANG = PINTU MASUK.
    Jadi BANTAR GERBANG. Dapat diartikan BATAS PINTU MASUK. dan diera jaman sekarang disebut BANTAR GEBANG.
    -
    Dan sejak berdirinya kerajaan Sunda Pura Kemudian seluruh pulau jawa disebut paparan sunda dan masyarakatnya disebut masyarakat. PASUNDAAN atau PASUNDAN.

    BalasHapus
  11. -
    Pada abad Ke 10. M
    Setelah kerajaan sunda pura tidak lagi dipimpin oleh prabu tarus bawa, terjadi kekacauan, karena raja sunda pura yg baru menaikan upeti terhadap negara negara bawahannya, hal ini memicu terjadinya pemberontakan, para raja raja taklukan kerjaan taruma nagara tidak mau lagi menjadi taklukan kerajaan sunda pura mereka hanya mau tunduk kepada kerajaan taruma nagara.
    Maka terjadilah perang besar dan kerajaan sunda pura ditaklukan kerajaan galuh.
    Kemudian nama kerajaan sunda pura dirubah menjadi. KERAJAAN KAHURIPAN.
    -
    Kerajaan sunda pura tumbang oleh kerajaan galuh yang besannya sendiri, kemudian menjadi kerajaan kahuripan. Dan pada abad ke 13. M. Didalam kerajaan kahuripan terjadi perang saudara, kemudian kerajaan kahuripan terpecah belah dan terjadilah berdirínya kerajaan. PAJAJARAN.

    Sumber : Inta Sasmita
    Grup : Wisata Sejarah Bekasi
    Pengurus : Komunitas History Bekasi
    Ruang Diskusi : Jejak Sejarah Bekasi.

    BalasHapus
  12. MAULANA SYARIF HIDAYATULLOH DI BANTARGEBANG KITA MENGENALNYA ( MBAH HUSEN )

    GELAR TUBAGUS UNTUK KETURUNAN KANJENG NABI MIUHAMMAD YANG BERADA DI BANTEN

    Asal-Usul Nama Tubagus
    Tubagus itu berasal dari kata RATUBAGUS...Ratubagus itu gelar yang diberikan kepada keluarga kasunyatan banten. Belanda bnyak membantai orang2 bergelar Ratubagus. Akhirnya Ratubagus diubah menjadi Tubagus.
    SUMBER: TUBAGUS ARYA SENCAKI

    Bila dirunut dari berbagai sumber, sebetulnya Tubagus itu adalah gelar “sayyid” untuk keturunan Rasulullah yang diterapkan di Banten, kalo di arab saudi mungkin ada gelar 'habib' dan di iran mungkin ada 'sayyid' di banten ada 'tubagus'.ini bukan gelar kebangsawanan, tapi supaya yg punya gelar selalu terikat dengan rasul, sehingga diharapkan selalu meneladani beliau.Hal ini karena setiap keturunan Sultan Hasanuddin adalah keturunan Rasul mengingat ayah Sultan Hasanuddin yaitu Maulana Syarif Hidayatullah adalah keturunan Rasul.Dan satu-satunya dari wali songo (yg keturunan rasul). Pada syarif hidayatullah mengalir dua darah utama, yakni dari rasulullah dari ayahnya, sedangkan dari ibunya mengalir darah penguasa padjajaran yang merupakan adik dari Prabu Siliwangi.

    Pada zaman dulu yang memakai nama Tubagus & Ratu biasanya identik dengan pandai. ahli dlm soal agama.bisa mangaji,agamis, pendakwah ato memberi manfaat buat org lain. Mendapat gelar tb atau ratu bukan untuk narsis tp lebih pada utk periksa diri bahwa kita mendapat tugas untuk memberi manfaat buat orang lain serta manjaga garis keturunan.

    Katanya utk mengetes seorang itu tubagus atau bukan suruh saja menunjukkan silsilahnya, kalo dia tubagus asli,katanya silsilah ini terus dipeliharasehingga nyambung ke maulana hasanudin atau ke syarif hidayatullah. jadi jangan memahami tubagus sebagai gelar kebangsawanan, itu hanya gelar utk keturunan rasul yg ada di banten. dan gelar itu bukan utk menyombongkan diri, tapi supaya mereka malu, kalo berbuat maksiat, sebab pada darah mereka mengalir darah rasul, makhluk Allah yang paling dicintaiNya.


    Sumbernya :
    https://www.google.com/search?ie=UTF-8&source=android-browser&q=ahli+nasab+dari+banten

    BalasHapus
  13. kenapa harus buang sampah ke bantargebang

    BalasHapus
  14. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  15. Kalau silsilah mbah husen ini ada ga ya??

    BalasHapus